Aku hanya bisa memandangimu
Menetes satu demi satu ke tanah merah itu
Dingin angin bukan menyurutkanmu
Tapi justru memperkuat arti kehadiranmu
Entah kenapa tuhan turunkan hujan seminggu ini
Basahi dan bersihkan semua laknat di bekasi ini
Seakan Ia berkata , habiskan semua
Sang maha guntur menemanimu
Menjagamu dari sentuhan mahluk mahluk lain
Bahkan mahluk terpintar di muka bumi inipun, takluk dibawah suaranya
Apalagi cahanya
Seandainya kamu bisa mendengarku di sana
Di rumahmu yang jauh antah berantah
Di galaxy yang bahkan bintangpun tak mau berpijar
Aku rindu kamu
Aku rindu suaramu
Aku rindu bau hujanmu yang seringkali kau ucapkan dengan bahasa bindeng itu
Bahasa dimana semua benda punya jenis kelamin
Aku ingat kau pernah bilang, "aku suka bahasa itu"
Dan aku balik bertanya ? "Mengerti artinya?"
"Tidak" jawabmu dengan kepolosanmu
Hari ini ku tunggu kabar darimu
Seakan bumi enggan berputar mengganti siang jadi senja
Mengganti malam jadi terang
Aku hanya bisa membaca
Semua luka yang kau yang kau tulis layaknya candu
Aku hanya bisa membaca
Semua rindu pada lelaki payungmu
Aku hanya bisa membaca
Setiap genggaman dari masa lalumu
Aku ingin cemburu
Aku ingin mengutuk bajingan yg menyakitimu
Namun
Malaikat datang dengan wahyu "siapa kamu" ujarnya padaku
Aku terburu2
Dan ini bukan sifatku
Tapi kamu membiusku
Dan aku jatuh dalam kalimat kalimat syahdu buatanmu
Aku rindu kamu
Aku rindu bau rambutmu
Aku rindu kecupan kecilmu itu
Aku rindu air matamu
Aku rindu goresan yang kau buat di tiang listrik itu
Aku rindu pedal gas mobilmu yang membuat kaki ku ngilu
Aku rindu suaramu yg kau kirimkan lewat iphone malam itu
Aku rindu nikotin ku yang kamu sembunyikan waktu tanganku bergetar
Aku rindu gelas gelas garammu yang kamu ciduk sambil malu malu
Aku rindu duduk di trotoar pendek yang bikin pantatku biru
Aku rindu gang sempit rumahmu yang sendu itu
Aku rindu semua cerita2 inspiratifmu tentang salahsambung mu
Aku rindu pelukmu
Aku rindu pelukmu
Hujan, aku rindu kamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar