Sabtu, 01 Desember 2012

Menjemput matahari

Kupandang hamparan hijau dengan batas biru yang mencolok
Indah, tapi tak mampu mengelabui si gundah gulanah yang bercokol

Hanya ada matahari di sini
Dan tak ada satupun yang mengharapkan hujan akan datang menemui mereka
Tak ada satupun yang mau susah susah bermimpi
Ironis, karna rupanya menggambarkan diriku

Tuhan berikan tempat yang pas untuk melupakan hujan
Bahkan pelangi pun tak ada untuk sekedar mengingatkan

Aku bertemankan peluh
Rasa gosong dan daki yang mewarnai jengkal demi jengkal kulit manja ini.

Aku masih suka berkhayal
Meskipun berlebihan, tapi cukup mengusir imaji palsu

Pundi pundi kenangan itu rupanya belum penuh penuh juga
Masih mampu ku tuang dan ku kumpulkan lagi jadi satu peristiwa

Tangisan penuh duka
Pelukan penuh makna
Andai ia berkata sebelumnya
Maka tak akan ada semua cerita ini.

Selamat tinggal